Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Ini kata SPPG Meruya Selatan terkait asal menu beracun pada MBG
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-10 13:54:43【Sehat】305 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan, Jakarta Barat, Satria Jayaputra member

Jakarta (ANTARA) - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan menyebutkan bahwa menu diduga menyebabkan keracunan 20 siswa SDN 01 Meruya Selatan, Jakarta Barat berupa puding dan mi produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Kalau puding memang kami pakai orang kedua, jadi dibuat oleh UMKM. Kalau mi basah juga kami ambil dari UMKM karena ngakut kewalahan kalau buat sendiri. Telur kami olah langsung,” kata Kepala SPPG Meruya Selatan, Satria Jayaputra di Jakarta, Senin.
Satria mengangakan, SPPG memang diperbolehkan mengambil produk UMKM asalkan mereka sudah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan bersertifikat halal.
Adapun keputusan mengganti susu dengan puding sebagai menu tambahan lantaran stok susu di Jakarta saat itu habis.
“Awalnya mau pakai susu, tapi stoknya habis, jadi diganti puding,” kata Satria.
Baca juga: Siswa diduga keracunan MBG, sekolah di Jakbar jajak pendapat orang tua
Satria pun membenarkan adanya seorang siswa melapor bahwa tercium aroma ngak sedap dari puding yang dibagikan.
“Ada satu anak yang bilang baunya kayak asap rokok. Tapi setelah saya cium, ternyata memang ada aroma gosong dari puding itu,” kata dia.
Kendati penyebab pasti keracunan masih diselidiki pihak Badan Gizi Nasional (BGN), pihaknya telah memutus kerja sama dengan UMKM dalam pengolahan makanan MBG.
“Ke depan, kami sudah ngak akan pakai UMKM lagi. Lebih baik semuanya kami buat sendiri di dapur supaya tahu bahan-bahannya aman dan prosesnya bersih,” kata Satria.
Sebelumnya, sebanyak 20 siswa SDN Meruya Selatan 01, Kembangan, Jakarta Barat, diduga mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca juga: Siswa diduga keracunan MBG, SDN di Jakbar setop program 10 hari
Kepala SDN Meruya Selatan 01, Siti Sofyatun mengangakan kejadian itu terjadi pada hari ketiga sekolahnya mendapat jatah MBG, tepatnya Rabu (29/10).
Indikasi keracunan terlihat saat 20 orang anak menunjukkan gejala mual dan pusing usai menyantap menu MBG yang terdiri dari mi, telur kecap, puding dan beberapa item menu lainnya.
"Tujuh yang ke RSUD, karena waktu itu Puskemas Kembangan lagi penuh. Jadi, akhirnya kami disarankan ke RSUD Kembangan. Yang di sekolah 13 anak itu ditangani sama dokter. Artinya ngak parah," ujar Siti.
Kendati hasil resmi laboratorium belum keluar, Siti menduga item menu yang menyebabkan keracunan adalah mi atau puding.
Puluhan siswa tersebut kini dipastikan aman dan sudah kembali beraktivitas setelah mendapat perawatan. Mereka pun sudah kembali bersekolah keesokan harinya.
Baca juga: Diduga keracunan, SDN Meruya Selatan 01 hentikan sementara pasokan MBG
Suka(15)
Sebelumnya: Program MBG di Banjarmasin telah menyasar 66 ribu penerima manfaat
Selanjutnya: KKP ungkap upaya atasi Cs
Artikel Terkait
- Pemerintah perkuat tata kelola Program MBG lewat tim koordinasi khusus
- Pemkot Palu: Penerapan standar MBG solusi hindari keracunan makanan
- Ahli gizi dorong masyarakat kembali ke pola makan tradisional Asia
- Pemkot Kediri periksa SPPG untuk penerbitan SLHS
- DPRD Banjarmasin desak SPPG tingkatkan higienitas cegah keracunan MBG
- BPKH: Pelaku usaha RI berpeluang garap 30 persen ekosistem haji
- Deputi BGN tinjau SPPG di Banyuwangi, ingatkan standar Program MBG
- Perjanjian Australia–PNG buka peluang kerja sama dengan Indonesia
- Akademisi dukung keberlanjutan MBG demi generasi emas Indonesia
- Kapolri resmikan 32 SPPG di Jateng dalam rangka dukung program MBG
Resep Populer
Rekomendasi

Kemenekraf perkuat 28 provinsi miliki Dinas Ekonomi Kreatif

SPPG Yayasan Kemala Bhayangkari Polres Pidie siap layani program MBG

Hindari keracunan, kapolri instruksikan pengawasan MBG diperketat

Refleksi Hari Pangan Sedunia, "Berilah kami makanan secukupnya"

Ini kata SPPG Meruya Selatan terkait asal menu beracun pada MBG

Hari Pangan Sedunia, bergandengan tangan membangun pangan

Penulis "I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki" meninggal dunia

Rutan Cipinang